Negara (MTsN 9 HSS) – Praktik Mata Pelajaran (Mapel) Prakarya secara daring (online), siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 9 Hulu Sungai Selatan (HSS) membuat kerajinan tangan dari bahan kayu (keras), Senin (07/09/20).
yang proses pembuatannya direkam dengan video yang dikirim langsung
melalui layanan Google Form kepada Guru mata pelajaran, Senin (07/09/20).
Guru Mapel Prakarya Juwita Mentari, memaparkan pemberian tugas praktik
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan motorik siswa
juga untuk menumbuhkan rasa percaya diri, mengajarkan kesabaran dan ketelitian,
mengendalikan emosi, mengajarkan anak mengikuti petunjuk, serta memberikan
pembelajaran bermakna serta kecakapan hidup (live skill) terutama masa Belajar
Dari Rumah (BDR) dan Pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan tidak diketahui
kapan berakhirnya.
Kerajinan tangan dari bahan keras (kayu) yang ditugaskan kepada siswa
kelas IX itu diantaranya membuat pot bunga dari bahan tusuk sate dan membuat
tempat pensil serta tempat Handphone (HP) dari bahan stik es krim. “Untuk
proses pembuatannya direkam dengan video dan dikirim melalui layanan Google
Form kepada guru Mapel,”katanya.
Kepala Madarasah (Kamad) Muhammad Taufik, mengapresiasi dan merasa
bersyukur dengan adanya kegiatan pembelajaran praktik Mapel Prakarya berupa
kerajinan tangan walapun secara daring terutama di masa BDR ini.
Tdak menutup kemungkinan juga Mapel lain untuk melakukan kegiatan
praktik secara daring misal Mapel Agama, seperti praktik berwudhu, praktik shalat,
praktik tilawah atau membaca dan menghapal Al-Qur’an dan lain-lain.
“Mudah-mudahan di masa Belajar Dari Rumah (BDR) ini, disamping belajar
dengan menggunakan kurikulum darurat secara daring juga mendapatkan
pembelajaran bermakna dan kecakapan hidup (live skill) untuk bekal mereka di
masa yang akan datang nanti,” harapnya.
Senada dengan Kamad, Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Kurikulum Jumran,
juga menyambut baik dengan adanya kegitan praktik, baik berupa kerajinan tangan
dan praktik-praktik atau kecakapan-kecakapan hidup (live skill) lainnya dalam
rangka menumbuhkembangkan kreativitas dan kemampuan motorik serta bakat anak
didik serta memberikan pembelajaran yang bermakna.
“Semoga anak-anak kita mempunyai pengetahuan yang luas, juga mempunyai
afektif dan keterampilan (skill) yang memadai baik dibidang sains (ilmu
pngetahuan umum) maupun agama,” pungkasnya. (Rep/ ft: Humas)